Wednesday, May 25, 2022

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

 

RESUME KEEMPAT PELATIHAN BELAJAR MENULIS 

GELOMBANG 25


MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

Pertemuan keempat, Rabu, 25 Mei 2022 disampaikan oleh narasumber hebat Ibu Norelia Purwa Yunita, M.Pd dengan Moderator hebat pula Ibu Helwiyah. Beliau akan menyampaikaan materi Menulis Buku dari Karya Ilmiah. 

Pelatihan dimulai pukul 6:56 pm oleh moderator kami Ibu Helwiyah yang dengan hangtanya menyapa para peserta pelatihan. "Assalamu Alaikum wr wb Pegiat Literasi Nusantara ( PLN ). Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat ....bahagia dan selalu tersenyum.....kalo belum .....Yuuk senyum dulu......."😊❤️

"Pada Rabu 25 Mei 2022 malam ini, kita memasuki pertemuan ke 4 dari 30 pertemuan yang membedah dunia literasi, mulai dari niat menulis,proses menulis,kendala dan solusi dalam menulis,prosedur naskah tulisan hingga jadi buku melalui pengenalan pada penerbit , promosi buku yang diterbitkan, hingga manfaat buku". 

"Luar biasa ...kuliah mahal tingkat tinggi dengan Nara sumber dan tim   pendamping  yang solid dibawah asuhan PB PGRI dan Om Jay .... Dari gelombang 1 hjngaa sekarang msuk di gelombang 25-26". πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ˜ Demikian Ibu Moderator membuka pelatihan dengan hangat dan penuh semangat.

Tak lupa turut kukirimkan do'a buat para narasumber maupun peserta yang sedang sakit, semoga lekas diberi kesembuhan, aamiinπŸ™

Selanjutnya Ibu Nurlita memulai pelatihan dengan perkenalan dirinya yang luar biasa hebat dengan segudang prestasi menulisnya. Beliau selalu mempunyai semangat belajar yang luar biasa dan ingin tahu dan ingin punya pengalaman sebanyak-banyaknya, hal yang patut saya tiru rasanya.

Sesuai dengan tema malam ini, Menulis Buku dari Karya Ilmiah, kita akan berdiskusi bersama tentang bagaimana cara mengubah karya ilmiah kita menjadi sebuah buku. 

SESI 1 : MENULIS BUKU DARI KTI

Mengapa harus buku??

1. Lebih bermakna dan bermanfaat
   Bayangkan jika karya itu masih berupa KTI. Kebanyakan pasti hanya disimpan secara       pribadi atau disimpan di perpustakaan. Pembacanya siapa?? Sangatlah terbatas. Jika       di perpustakaan sekolah, pastilah para warga sekolah. Jika KTI ini diubah menjadi             buku, maka apa yang terjadi?? Buku itu dapat dibaca siapapun. Lewat apa?? Dari               penjualan buku kita. Dengan demikian, sasaran pembaca jauh lebih luas. Tidak hanya       terbatas untuk kalangan tertentu saja

2. Keutungan materi
   Jika buku kita laku terjual dan penjualan banyak, pastilah materi akan mengalir ke              kantong kita. Bayangkan jika masih berupa KTI, diperjualbelikan pun tidak akan bisa

3. Hasil penelitian akan tersebar luas
    KTI yang sudah dikonversi menjadi buku akan mudah diakses oleh banyak pihak.              Akibatnya, penelitian yang didapatkan pun akan diketahui oleh masyarakat luas

4. PAK
    Karena memang tuntutan ASN haruslah ada progres untuk peningkatan                              profesionalitasnya. Dan ini semua terekam dalam Angka Kredit. KTI menjadi buku              dapat digunakan untuk pengajuan angka kredit bagi para guru ASN. Selain itu, poin            buku lumayan tinggi pada ketentuan angka kredit sehingga ini sangat 
    menguntungkan bagi bapak ibu guru.

Bagaimana cara mengubah KTI menjadi Buku?
1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan     eye catching. Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja.     Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh; Efektivitas SEM Berbasis         Mind Map pada mata pelajaran Kimia untuk meningkatkan pemecahan masalah siswa     materi pokok reaksi Redoks. Judul ini dirubah menjadi lebih menarik dengan Metode         SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21

2. Ubah DAFTAR ISI
    Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa
 
   BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
   BAB 2 landasan teori
   Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
   Bab 4 hasil dan pembahasan
   Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
   
   Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

   Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode             pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran

   Bab 2( APA) menjelaskan apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik         metode, pembelajaran sains abad 21

   Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan,                     bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

   Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.
   Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
   2.1. hasil belajar
   2.2. media pembelajaran
   2.3. Modul
   2.4. metode pembelajaran
   2.5 pembelajaran SEMMI
   
   Jika dikonversi menjadi
   Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
   Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
   3.1. Pengertian media
   3.2. jenis media
   3.3. manfaat media

   Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
   Bab 4 MENGENAI MODUL 
   4.1.pengertian modul
   4.2. karakteristik modul
   4.3.sistematika modul
   4.4. kelebihan modul
   dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai
   
   Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/                         mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori         dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab       3 karya ilmiah. 

3. Pada bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang :
  •  Rumusan masalah
  •  Tujuan penelitian
  •  Manfaat penelitian
  •  Definisi operasional
  •  Hasil penelitian terkait
    Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku

4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja.               Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.

5.  Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan         versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis         memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan           bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis.           Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang               tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca                         memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah         kita diubah menjadi buku.

6. Kaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.
    Sebagai contoh, judul diatas merupakan skripsi tahun 2011, namun ketika                              mengubahnya menjadi buku, saya kaitkan dengan pembelajaran abad 21 yang lebih        menekankan kepada 4C yaitu keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan        kreativitas.

7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti                             Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari           menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot,                       wordpress, dan lain sebagainya.

8. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan        agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan        margin disesuaikan dengan aturan Penerbit.

Contoh perbedaan daftar isi skripsi dengan daftar isi skripsi setelah menjadi buku:

a. Daftar Isi Skripsi
    

b. Daftar Isi Buku dari Konversi Skripsi
   

SESI 2 : MENULIS ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL  KTI

1. Tulis artikel SESUAI DENGAN TEMPLATE JURNAL uang dituju. Biasanya ini yang tidak         diperhatikan. Tiap jurnal pasti memiliki template yang berbeda. Jika artikel yang masuk     tidak sesuai template, otomatis akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun     penelitiannya.
   

2. Judul singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul      dan kata kunci wajib disematkan dalam judul.
   

3. Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis artikel tersebut. Dalam hal ini yang                benar-benar terlibat baik dalam hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian          hingga pelaporan penelitian. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa      gelar), instansi, jabatan akademik

4. Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan.                  Karena jumlah kata dalam abstrak sangatlah terbatas (panjang abstrak tiap jurnal            berbeda), maka latar belakang masalah dan tinjauan Pustaka tidak perlu dimasukkan.



5. Kata Kunci
    Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa        kata penghubung.

6. Pendahuluan
    Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan Pustaka, rumusan                    masalah dan tujuan penelitian
7. Metode Penelitian
   Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus statistika yang berlebihan.           Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan),             teknik pengambilan data, analisis data (tanpa rumus statistika). WAJIB ada juga                 sumber rujukan dari metode yang digunakan.


8. Hasil dan Pembahasan
    Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk menyajikan hasil penelitian.                    Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan oleh ahli      sebelumnya.

9. Simpulan
   Simpulan merupakan JAWABAN dari rumusan masalah yang diajukan dan ditulis               dalam bentuk paragraf (bukan numerical). Namun tata cara penulisan tetap mengacu       pada template yang ada pada jurnal yang dituju.



Demikian ulasan materi yang luar biasa yang beliau moderator sampaikan. Selanjutnya sesi tanya jawab yang patut diperhatikan dalam pertemuan keempat ini.
Pertanyaan dan Jawaban:

1. Saya sangat tertarik sekali dengan materi malam ini, di mana kita bisa menulis buku         dari KTI yang sudah kita lakukan. Selain kita bisa menulis buku dari karya tulis ilmiah         pribadi, apakah boleh kita menulis buku dari KTI orang lain? Apakah termasuk                     plagiarisme bila kita menulis buku dari KTI orang lain walaupun kita sudah                           mengeditnya sedemikian sehingga sudah tidak terkesan plagiat? (Ahmad Sahudin,             S.Pd, Lombok Barat NTB)
  • Jika kita menulis KTI karya orang lain, bukan tidak diperbolehkan, tetapi ada tata krama nya, yaitu harus ijin dahulu dengan si empunya KTI. Dan pemilik KTI, tetap harus disematkan namanya sebagai penulis dalam buku yang merupakan konversi dari KTI tersebut. Jika tidak dilakukan, maka termasuk pencurian hasil karya milik orang lain dan hal ini sangat dilarang dalam dunia kepenulisan. Jadi, lebih baik karya kita sendiri kita ubah menjadi buku atau boleh mengubah dari karya orang lain DENGAN CATATAN ijin dahulu dan menyematkan nama penulis KTI sebagai penulis buku. Mau diubah apapun isinya, namun tetap ide ada di tangan penulis asli. Jadi, jika tidak disematkan nama penulis asli, masuknya tidak lagi Plagiarisme namun lebih kepada pencurian karya orang lain.
2. Jika di jadikan buku, berarti kita harus memahami tata bahasa yang berbeda dengan         laporan, dan harus dengan kaidah yang sesuai. Bagaimana memperbaiki dan                     memperdalam tata bahasa yang efektif bu?. Seringkali bahasa yang digunakan                 bercampur genre. Atau ada sumber yang bisa di pelajari bu? (Syamsul Hidayati ( yati)       dari SMAN 1 Tiumang)
  • Diksi, tata bahasa, penggunaan EYD dapat dipelajari dari banyak membaca buku sejenis atau buku non fiksi karena konversi buku dari KTI ini tergolong buku non fiksi sehingga tata bahasanya tetap baku namun tidak kaku. Sementara untuk EYD dan tanda baca dapat dipelajari dari PUEBI dan sejenisnya.
3. Untuk ilmu merubah karu tulis PTK menjadi buku apakah sama? 
    Karena saya belum pernah mencoba melakukan, siapa yang akan mengoreksi bila            PTK yang saya ubah ini sudah pas, sesuai yang di inginkan? Haruskah ada editor atau      pendampingan? (Indaryati dari Temanggung)
  • Jawaban by wapri
4. Bolehkah KTI yg akan "diubah" menjadi buku ditambah dengan opini dan perasaan            penulis? Bagaimana caranya supaya tetap objektif? (Elen, SD Candle Tree Serpong)
  • Boleh dimasukkan opini penulis pada kelebihan dan kelemahan sehingga pembaca akan mengetahui sisi positif dan negatif dari pembelajaran yang ditawarkan. Selain itu, dapat juga diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh ahli dalam penelitian sejenis agar lebih memperkuat opini yang kita ajukan.
5. Pertanyaan (Atin Mintarsih, Serang Banten)
   πŸ”° Bagaimana cara cepatnya mengubah karya ilmiah mnjadi sebuah buku dan 
         berapa lama dalam penerbitannya?
   πŸ”° Hal-hal apa saja yang biasanya jadi kendala dalam mengubah karya ilmiah ke                   dalam sebuah buku?
   πŸ”° Minta kalimat motivasi ibu biar semangatnya kaya ibu.
        1. Ikuti petunjuk di atas bu agar lebih cepat konversi KTI menjadi buku. Mengenai                   jangka waktu penerbitan, pengalaman saya terjun di dunia penerbitan, untuk                     sekarang ini lebih lama karena perpusnas sedang selektif masalah ISBN. Jadi                     memang butuh waktu. Namun normalnya biasanya 2-3 minggu buku sudah sampai           ke tangan penulis. 
       2. Kendala terbesar yang pernah saya alami adalah diri sendiri bu 🀭🀭,  lebih                       tepatnya pada malas. Hehe.. Karena jika sudah malas, mau ada ide apapun tidak               akan pernah jadi karyanya. Jadi memang harus sistem pemaksaan agar karya itu             cepat selesai.
        3. Dapat berkarya di tengah kegiatan itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan            yang begitu banyaknya itu baru LUAR BIASA 😊😊😊

    6. Adakah batasan umur atau lama KTI yg telah ditulis, jika akan dijadikan buku? 
       (Oktavia Hadianingsih, Palangka Raya)
    • Kalau dari aturan artikel untuk jurnal biasanya 7-8 tahun terakhir,, buku mungkin sama. Namun jika terpaksa lebih daripada itu, usahakan pembahasan buku dikaitkan dengan kondisi sekarang sehingga isi buku jauh lebih kekinian dan terbaru.
    7. Pada hipotesis dan hasilnya penelitian tersebut, apakah hanya dijabarkan dalam               kalimat saja. Tidak perlu disebutkan angka perhitungannya atau hanya dituliskan               presentasinya saja.
       Dan pada daftar pustaka tersebut kita masih cantumkan atau dihilangkan jika sudah         kita buat dalam bentuk buku. (Kasiatun dari SDN 006 Pompa Air Kec. Bandar                       Petalangan Kabupaten Pelalawan Riau)

       1. Hipotesis tidak perlu dimasukkan bu,, untuk hasil penelitian, dimasukkan dalam                    bentuk hasil secara global saja. Contoh pembelajaran dengan metode....telah penulis          laksanakan di sekolah... Pada kelas.... Dan menghasilkan peningkatan hasil belajar              sebesar... %. Hanya seperti itu saja bu,, untuk perhitungannya tidak perlu dimasukkan. 
          Perbanyak pembahasan mengapa hasil sekian persen tersebut dapat dicapai dan              jangan lupa berikan opini kita dan kaitkan dengan teori dari penelitian sejenis . 

      2. Daftar Pustaka yang dimasukkan HANYA daftar pustaka yang ada pada buku saja.            Jadi pasti akan beda antara kedua daftar pustaka tersebut. Bisa dikurangi atau                   bertambah sesuai dengan isi dari buku yang ditulis. Tidak semua daftar pustaka                 pada KTI dimasukkan dalam buku.

    8. Bagaimana cara membuat tabel yang simpel dalam menyajikan hasil penelitian. (Bu          Elmi dari Siak Riau)
    • Untuk pembuatan tabel yang mudah,  harus paham terlebih dahulu variabel terikat dan bebas dari penelitian. Apa saja yang mau diukur dan data apa yang akan diambil. Contohnya untuk Data HASIL BELAJAR, maka nilai pengetahuan yang harus diambil datanya. Jadi terdapat kolom nama siswa, nilai pada siklus I, nilai pada siklus II, kenaikan nilai. Dengan demikian pembaca akan lebih mudah membaca data, apakah ada perbedaan pada siklus I dan selanjutnya
    9. Saya punya buku yg berasal dari tesis yg diterbitkan oleh pihak kampus. Terus terang        saya tidak terlibat dalam proses pembuatan buku tersebut. Ketika menyimak materi 
        bu Norlia, saya buka buku ternyata sama persis isinya dengan ketika jd tesis dulu.
        pertanyaan saya 1. Apakah bisa seandainya saya ingin menerbitkan ulang tesis saya        ini jadi buku dengan merubah sesuai dengan kaidah yg sdh disampaikan ibu.
        2. Apakh ketika diubah jadi buku, tidak perlu mencantumkan objek serta tempat                  penelitian. (Rusdawati dari Palangka Raya)
        
        Boleh ibu,. Ada dua opsi penerbitan :
        1. Dengan judul sama namun ada tambahan kata EDISI REVISI, maka nanti bisa                     diterbitkan ulang dan dapat ISBN baru

        2. Diterbitkan dengan judul yang berbeda dari naskah sebelumnya

         Objek penelitian dapat disematkan pada pembahasan tentang hasil penelitian 
         dimana kalimat pengantarnya bisa sebagai berikut :

         Pada bab ini merupakan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di                   sekolah  .... Pada kelas.... 

         Namun tetap tidak berlebihan dalam memasukkan data penelitian dan hasil statistika       penelitian.

    10. apakah semua karya ilmiah, seperti skripsi dan tesis, bisa dijadikan buku seperti                 penjelasan ibu? apakah skripsi tentang media pembelajaran cocok dibukukan,                   melihat banyak gambar aplikasi nya? (Tuhu Setyono dari Riau)
    • Semua KTI bisa dibukukan pak asal mengikuti aturan yang ada dan tidak asal ganti judul namun isi buku sama persis dengan KTI kita. 
    • Wah,, kalau yang ini sangat cocok dan sekarang sedang dicari bapak.. Buku-buku tentang tutorial pembuatan media pembelajaran sekarang sedang diminati. Banyak gambar boleh, yang tidak disarankan adalah banyak diagram hasil analisis data.
    Selesai sudah resume keempatku kali ini, semoga menjadi ilmu yang luar biasa dan bermanfaat bagiku di sepanjang hayatku. 

    Terima kasih Ibu Noralia Purwa Yunita, M. Pd narasumber kami dan Ibu Helwiyah moderator yang hangat, beserta semua penyelenggara Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 25. 

    Blitar, 26 Mei 2022













    5 comments:

    1. Replies
      1. Mohon bimbingannya,,masih jauh dr benar Bapak

        Delete
    2. Keren banget bun, lengkap sesama org blitar,😍

      ReplyDelete
    3. lengkap Super bgt dah bu... Smangat full smpai resume 30 ya buu

      ReplyDelete