Tuesday, July 26, 2022

DIGITALISASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

 RESUME KETIGA PULUH PELATIHAN BELAJAR MENULIS
 GELOMBANG 25


Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi, pesan yang disampaikan oleh Bapak DR Wijaya Kusumah di awal pertemuan, kini disampaikan lagi di akhir pertemuan pelatihan belajar menulis, oleh moderator Bapak Muliadi. Kalimat itu menjadi penyemangat bagi para peserta pelatihan belajar menulis gelombang 25. Setiap pertemuan pelatihan selalu disampaikan pesan tersebut. Seperti halnya malam ini, moderator mengingatkan kembali kalimat hebat tersebut. Untuk menyemangati pertemuan terakhir atau pertemuan ketiga puluh para peserta pelatihan yang akan menerima materi Digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah. Materi pertemuan kali ini akan disampaikan oleh narasumber hebat dengan pengalaman yang luar biasa banyak di bidang literasi, yaitu Bapak Bambang Purwanto, S. Kom Gr. 

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sudah digaungkan oleh pemerintah sejak tahun 2015. Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Mendikbud mengatakan, Permendikbud tersebut adalah sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti anak. Saat itu kegiatan yang paling sering dilakukan adalah kegiatan membaca 15 menit sebelum belajar. 

Pengertian Literasi

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. (wikipedia)

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
1. Tujuan Umum
  • menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti para peserta didik agar menjadi insan literat sepanjang hidup melalui ekosistem literasi yang dibangun dalam gerakan literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus
  1. menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah
  2. meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
  3. menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
  4. menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
Prinsip Gerakan Literasi Sekolah
  • sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakterisktiknya
  • dilaksanakan secara berimbang, menggunakan berbagai ragam teks dan memeperhatikan kebutuhan peserta didik.
  • berlangsung secara terintegrasi dan hilostik di semua area kurikulum
  • dilakukan secara berkelanjutan
  • melibatkan kecakapan berkomunikasi lisan
  • mempertimbangkan keberagaman
Tahap Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
1. Tahap Pembiasaan
  • Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (permendikbud no. 23 tahun 2015)
2. Tahap Pengembangan
  • Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan.
3. Tahap Pembelajaran
  • Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran; menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mapel
Keterangan
  • Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik. Salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca adalah membiasakan warga sekolah membaca buku selama 15 menit setiap hari. Kegiatan 15 menit membaca dilaksanakan sebelum pelajaran mulai, yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca, dari tumbuh, kembang sampai cinta membaca.
  • Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi, pengembangan minat baca 15 menit setiap hari mengembangkan kecakapan literasi melalui kegiatan  non akademis.
Catatan
  • Sebaiknya kegiatan literasi merupakan kegiatan resmi. Guru guru yang dilibatkan didukung oleh Kepala Sekolah. Buatlah program literasi oleh Tim Literasi Sekolah dengan sepengetahuan Kepala Sekolah. Sosialisasikan program literasi tersebut dalam setiap kegiatan sekolah. Dukungan dari Kepala Sekola menjadi hal yang sangat penting agar bisa diikuti oleh guru-guru yang lain. Terus berjuang dan berjuang, tentunya hasil bukanlah yang utama akan tetapi perjuangan yang terus menerus menjadi hal yang sangat wajib dilakukan.
  • Inilah yang menjadi tugas kita semua. Membaca sesunggunya sebuah keterampilan bahasa yang utama. Membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), berbicara merupakan 4 keterampilan bahasa yang menjadi fokus pembelajaran di sekolah. Perjuangan inilah yang terus menerus harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan yang paling penting adalah sebuah teladan dari kita semua. Menyampaikan pentingnya mengusai 4 keterampilan bahasa kepada setiap siswa ini merupakan salah satu cara. Mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari itu pun sangat penting dilakukan
  • Mendorong anak untuk berani, berikanlah kesempatan terus menerus untuk berani bicara. Biarkan mereka bicara dengan apa yang mereka kuasai. Bisa saja setiap hari sisihkan 5 menit, untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berani bicara. Berikanlah kesempatan bicara tentang pengalaman mereka yang seru, hobi yang mereka sedang tekuni, atau yang lainnya. Berikan kesempatan kepada yang lain untuk bertanya, sehingga terjadi komunikasi yang efektif dari seluruh siswa
Pesan Narasumber
  • Lakukanlah apa yang bisa dilakukan dimana pun berada. Guru yang mau terus belajar akan terus merasa kurang, sehingga belajar adalah aktivitas yang menyenangkan. Belajar, kemudian berkarya agar bisa berbagi demi guru yang selalu siap berbakti.
  • Melibatkan diri sebagai pegiat literasi dimanapun berada, di sekolah juga lingkungan adalah bagian dari sebuah perjuangan bahwa literasi menjadi hal yang sangat penting. 






1 comment: