SAYAN DI RUMAH TETANGGA
Sayan dalam Bahasa Indonesia diartikan gotong royong, adalah kebiasaan masyarakat di daerahku untuk membangun rumah atau membangun tempat - tempat untuk kepentingan umum. Memang tidak semua orang di daerahku kalau membangun rumah dengan model sayan. Namun sayan ini masih banyak terjadi saat ini di tempat tinggalku. Sayan ini dilakukan biasanya saat memulai memasang pondasi rumah dan menaikkan atap rumah (ngedekne omah). Saat seperti ini mereka membutuhkan banyak orang untuk membantu.
Sebelum memulai sayan, pemilik rumah akan datang ke rumah para tetangga yang dimintai tolong. Pemilik rumah akan meminta tolong untuk ikut membantu mempersiapkan pembangunan rumahnya. Saat memasang pondasi, mereka akan membantu menyiapkan bahan - bahan bangunannya atau membantu tukang yang membangun rumahnya. Sayan dilakukan setelah terlebih dulu diadakan kenduri di rumah yang akan dibangun. Biasanya dilakukan di pagi hari, waktu enak - enaknya sarapan. Mereka kenduri untuk mengirimkan do'a - do'a untuk keselamatan rumahnya.
Setelah kenduri, mereka mulai bekerja. Ada sepuluh sampai lima belas orang yang sayan. Mereka akan membantu mulai dari hal - hal kecil, ringan sampai bagian yang berat, menata batu atau mengangkat kayu ke atas. Ada beberapa dari mereka yang tidak melakukan apa - apa, hanya sekedar bergabung. Mungkin sayan dari dulu bermaksud untuk mengumpulkan tetangga saat membangun rumah. Selain membantu, mereka diharapkan ikut mendo'akan dan menjadi saksi kalau ada tetangga baru di tempat tersebut. Sayan yang ditanamkan oleh nenek moyang kami terpelihara sampai saat ini. Meski ada yang sudah mulai berubah, namun masih banyak yang mempertahankannya. Sayan juga membantu si pemilik rumah menghemat biaya dan tenaga. Apabila hanya para tukangnya yang mengerjakan, butuh waktu berhari - hari. Namun dengan sayan, sehari pekerjaan memasang pondasi dan menaikkan atap rumah bisa selesai.
Jiwa gotong royong saat sayan sangat terlihat. Mereka terlihat senang waktu sayan meski tidak dibayar. Mereka berkumpul, bekerja dan beramah tamah di tempat sayan seperti ini. Itulah yang membuat mereka senang. Mereka masih merasa dibutuhkan dan membutuhkan. Mereka masih butuh bantuan orang lain. Mereka juga masih butuh berbagi. Meski era milenium, banyak orang yang sibuk dengan dirinya sendiri, setidaknya masih ada jiwa gotong royong yang masih tumbuh subur di sekitar kita. Memupuk jiwa gotong royong dengan bekerja sama dan saling bantu.
Ling 2022
ya bunda, sama dg didaerah sy, kita kan tetanggaan bu seBlitar raya, hebat bunda, cerita tradisi kita
ReplyDeleteBetul Bu Dhotul
DeleteWah tradisi yang sangat luar biasa ya Bun unik dan menarik
ReplyDeleteIya Bu Elmi..sederhana tapi luar biasa
ReplyDeleteDi desa saya masih ada keperdulian dan kepekaan sosial, jika ada tetangga yang mau bubar rumah renovasi
ReplyDeleteMaka dihari pertama tanpa harus kita minta , mereka datang membantu
Hari berikutnya tinggal Ibu2 bergantian datang menghantarkan kue buat tukang
Begitu selalu
Wah luar biasa Ibuk,,perlu dicontoh
Delete