Friday, July 8, 2022

TANTANGAN KEDUA PULUH SEMBILAN

Friday, July 8, 2022
 SADEWO SATU


Greng...greng...greng...gredeg...gredeg...gredeg...greng...greng...greng...gredeg...gredeg, suara motor CB butut terdengar memasuki gerbang sekolah. Mmmm, itu pasti dia datang agak kesiangan. Suaranya yang khas menambah hiruk pikuknya suasana pagi ketika bel baru saja berbunyi. Dengan gaya cengar - cengir santainya dia melewati gerbang sekolah. Dia terlihat bangga dengan motor bututnya yang setengah hidup dan mati itu. Motor butut yang ada satu - satunya di sekolahku. Setiap datang atau pergi suara itu pasti menjadi pusat perhatian. 

"Tuh Si Kunyuk datang." Kata Yaenu pada kami. Ya, yang baru datang dengan CB butut itu salah satu teman dekat kami. Namanya sih keren sebenarnya, tapi entah kenapa Yaenu selalu memanggilnya Si Kunyuk. Dia salah seorang guru yang cerdas, kreatif dan berwawasan luas. Pengalaman mencari ilmupun sampai ke Negeri Cina. Bahkan dia pernah dinobatkan sebagai guru berprestasi. (pasti dia akan tersenyum sombong saat membaca tulisan ini..he..he..he..he). 

"Dia mendekat, pura - pura saja ndak tahu." Yaenu berbisik. Pak Ropiq, Si CB butut mendekat. Dengan gayanya yang senyam senyum tebar pesona menyapa ke sana ke mari. "Sudah sarapan?" pertanyaan yang khas setiap saat kita berjumpa. "Ya sudahlah." Serempak kami menjawab sambil tertawa. Kita tahu pertanyaan itu pancingan agar dibelikan sarapan dan kopi panas. "Nanti wae waktu istirahat, saatnya kerja." Sahutku. Kitapun masuk kelas masing - masing.

"Ya kerja dulu, kewajiban jangan makan saja yang dipikir." Yaenu menyahut dengan senyum sinisnya. Temanku satu ini bicaranya suka terus terang, hingga dia kami sebut Si Omongan Pedas. Kami sudah terbiasa dengan omongan pedasnya. Omongan pedas itu hanya di antara kita. Namun dia adalah yang paling perhatian di kelompok kami. Dia yang selalu memperhatikan kami saat lapar, sakit bahkan bahkan hal - hal kecil yang terjadi pada kami. Yaenu yang paling rajin, datang paling pagi, pekerjaanya selalu tertata dan berpenampilan bersih dan rapi. O ya, yang paling kita suka, dia yang paling sering mentraktir kami. (he..he..he..he)


Si Omongan pedas memang baik hati pada kami semua warga sekolah. Dia terkenal di antara murid - murid juga karena kebaikannya. Kedisiplinannya tidak ada yang menyamai, pekerjaan dia selalu tepat waktu dengan tanggungjawab total. Itulah kenapa yang memberi tugas selalu puas dengan kinerjanya. Yaenu selalu pandai mengayomi semua. Si Omongan Pedas tapi luar biasa.

"Nul, puasa ndak?" hhhmmmm ini pasti suara Si Ayang Mbeb. Si Cantik satu ini menjadi kesayangan grup. Si Lus yang lembut, suaranya merdu, dan bermata indah. Dia yang menjadi bahan candaan di grup kami. Tawa khasnya selalu terngiang - ngiang saat digoda. Tak ada balasan yang dilakukan saat dicandai. Maklum, kadang dia agak tidak fokus kalau diajak bicara. Dia hanya ngikut apa yang kita bicarakan. Tapi jangan tertipu dengan kelembutannya, si dia sangat pandai naik motor, berani dan kenceng. Si Lus, senyummu selalu menemani kami.

"Ah...pusing aku, sehari ndak merokok dan ngopi." Wah yang itu pasti suara Si Pendekar. Gaya khas bicaranya tiap kita bertemu tak ada lainnya. Pak Ilid namanya. Dia tinggi besar, wajah garang tapi jalannya lemas seperti harimau lapar. Setiap dia mendekat pasti langsung merebahkan badan atau bersandar. Sambil menunggu saatnya merokok dan ngopi. Dia paling suka bernyanyi. Di waktu luangnya selalu bernyanyi bersama teman - teman. 


"Ada apa to kok ramai - ramai ini?" Tanya Bu Qoni'. Diantara kami yang paling bijak dan sabar adalah dia. Tutur katanya selalu lembut dan sopan mendinginkan hati kita setiap saat. Kita merasa nyaman bersamanya. Apalagi saat dia meng-MC dan menyanyi, semua pasti diam terpesona. Mantan penyiar radio ini menjadi salah satu guru di sekolah kami. Si Penyabar ini selalu tersenyum saat disapa atau diajak bicara. Meski kadang omongan orang atau candaan kita menyakitkan, dia hanya menjawab dengan sabar dan senyum. Dia yang sarat dengan pengalaman menjadi pengingat kami dalam perbuatan. Bertahun - tahun kami bersama, belum pernah mendengar dia berbicara kasar. Pembawaanya yang santun menjadi figur kami. Namun sayangnya, diapun tidak lepas dari godaan konyol kami di grup. Saat dia digoda, dia bisa tertawa terpingkal - pingkal, layaknya kita. Si Penyabarpun tak bisa lepas dari candaan konyol kita yang kadang menguji kesabaran. Sabar terus pada kita ya Bu Q.


"Kemana kita makan nanti?" Pertanyaan khas ku pada mereka. Aku anggota terakhir dari grup. Mereka punya banyak panggilan untukku. Tergantung situasi mereka memberi panggilanku. Aku yang selalu sederhana dan apa adanya (kataku sih..hehehehe) selalu menjadi obyek penderita saat berkumpul. Mereka nampak puas saat membuliku. Mungkin wajahku yang nampak blo'on membuat mereka senang menggoda. Teman - temanku tahu pasti, kalau aku hanya akan tertawa dan ikut nimbrung sekalian. Kadang aku yang sering mbanyol dan membuat mereka tertawa. Aku selalu meramaikan suasana saat bersama siapapun. Omonganku yang kadang keluar tak sengaja juga membuat mereka tertawa. Sungguh setiap saat adalah kebahagiaanku bersama teman - temanku.

Itulah kami di Jalan Sadewo 1 tempat kami mengabdi. Aku bersama empat teman dekatku mengisi hari - hari di sini dengan bahagia. Kami layaknya keluarga, saling memperhatikan dan menolong. Namun aku dan teman - temanku tidak pernah menjauh dari teman - teman sekerja di sekolah. Kebersamaan dan kedekatan dengan teman - teman yang lain juga sama. Namun waktu bercanda dengan mereka tidak sebanyak yang kita berlima punya. Setiap waktu kita bercanda untuk melepas penat di sela - sela kerja yang padat. Kebersamaan ini akan menjadi kenangan kami di masa datang. 

Ling 2022 

No comments:

Post a Comment