RESUME KESEMBILAN PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
GELOMBANG 25
Meski kali ini saya terlambat menyelesaikan resume, namun setidaknya semangat masih ada. Apalagi di pertemuan kesembilan ada kolaborasi hebat antara Bapak Moderator Dail Ma'ruf yang tidak berhenti memberi semangat dengan Bapak Narasumber Prof. DR. Ngainum Naim. Moderator menyampaikan profil Bapak Profesor yang luar biasa dengan karya - karyanya.
Selanjutnya Bapak Dail menyampaikan tema yang akan dibahas malam itu, Menulis Itu Mudah. Materi yang menurut beliau adalah materi cuci otak, karena mindset peserta yang dulu menyatakan Menulis Itu Sulit akan dirubah menjadi Menulis Itu Mudah. Bagaimana Profesor akan menjelaskan masalah tersebut?
Menulis Itu Mudah, tidak pernah terbayangkan bagi saya. Bagaimana tidak, jangankan separagraf, sekalimat saja kadang harus lama berfikir. Ternyata Prof. DR. Ngainum Naim akan memberi solusi kesulitan tersebut.
Syarat menulis itu mudah:
- Bisa membaca : kita bisa membaca selanjutnya kita membiasakan membaca. Membaca tidak perlu lama, kurang lebih 10 - 15 menit saja. Selanjutnya direnungkan apa inti dari bacaan tersebut. Kemudian buatlah catatan kesimpulan sesuai versi kita sendiri. Kesimpulan - kesimpulan tersebut bisa dijadikan modul untuk membuat resensi (contoh; Teraju oleh Prof. DR. Naim)
- Praktek menulis: dalam praktek menulis diperlukan sarana, tujuan dan momentum. Setelah membaca segeralah menulis untuk megikat pengetahuan dan pengalaman, tidak usah berfikir tulisan nanti baik atau buruk. Contoh Spirit Literasi.
- Tahu apa yang ditulis: menulis apa yang kita alami sendiri, misal; kegiatan harian, pengalam perjalanan, pengalaman hidup.
- Nikmati proses menulis: menikmati proses saat menulis akan membuat menulis itu menyenangkan. Menulis dibawa senang dan tidak harus selesai dalam satuwaktu tertentu. Menulis bisa dicicil dan mencari inspirasi dulu.
- Ngemil sebagai teman mencari insprirasi.
Hasil konsultasi peserta dengan Profesor Naim:
- Waktu menulis yang fokus biasanya pagi setelah sholat shubuh, usahakan bangun setengah jam lebih awal.
- Menjadikan menulis sebagai kebiasaan, pertama pasti adanya paksaan, keterpaksaan yang konsisten dan terus menerus akan menjadi suatu kebiasaan yang akan mudah dilakukakn.
- Menulis dicicli bisa menjadi tulisannya tidak konsisten. Tidak masalah karena dalam proses menulis ada editing. Di sini akan diedit dan dibaca kembali tulisan tersebut berulang ulang hingga tersambung.
- dan masih ada beberapa konsultasi lainnya.
Pertemuan malam itu luar biasa dengan penyampaian konsultasi yang jelas dan disampaikan dengan sederhana, mudah diterima. Setelah menyelesaikan sesi konsultasi yang menginspirasi, Bapak Prof. DR. Ngainum Naim mohon diri mengakhiri materi yang diberikan. Selanjutnya Bapak Dail Ma'ruf menutup pertemuak kesembilan dengan do'a dan semangat menulisnya, JANGAN NUNDA UNTUK MENULIS RESUME.
Linggar Lestari
Bagus bunda resumenya, sama dg saya sy jg tertunda🤭,
ReplyDeleteMatur Nuwun semangatnya Ibu,,sarengan diklat niki ugi niki
DeleteTertunda tapi resume nya cakep buu... Semangat sllu buu
ReplyDeleteTerima Kasih Ketua Kelas untuk dukungannya🙏
DeleteSingkat dan padat
ReplyDeleteKeren ibu, mari tetap semangat
ReplyDeleteSiap..terima kasih🙏
DeleteTerima Kasih
ReplyDeleteMari kita tetap menulis,dibaca ataupun tida dibaca orang tak menjadi masalah karena sebaik-baik nya tulisan pasti ada yg tidak suka dan sejelek- jeleknya tulisan pasti ada yang suka. semangaaat
ReplyDeleteSiap..terima kasih atas semangatnya. Benar ibu menulis yang kita suka dan sesuai versi kita🙏🙏
DeleteWaduuuh... rapi sekali ya. Saya suka resumenya👍🏻
ReplyDeleteTerima Kasih untuk semangatnya Ibu yg mantap ini🙏🙏
ReplyDelete