LELAPKU MELUPAKANMU SEJENAK
Tak bisa dipungkiri memang, saat badan dan pikiran lelap yang sangat, maka bantal serasa berharga. Sekali kepala menyentuhnya, lelap sudah kesadaran ini. Semua hilang dalam nyamannya tidur.
Setelah berhari - hari aku begadang dari pagi kembali pagi, tak terasa badan dan pikiran terasa berbeda. Apalagi yang dilakukan pekerjaan berfikir sambil bekerja, lelah terkuras dengan cepat. Pada titik lemah ini, semua bagian tubuhku tak bisa lagi diajak kompromi. Badan terasa pegal semua, pikiran lambat merespon, diberi instruksi lama mengendap, diajak diskusipun terasa alot. Sungguh aku tak sanggup menyatukan pikiran dan sensor motorikku.
Di saat - saat seperti ini, hendaklah ku segera mengistirahatkan badan dan pikiran. Lupakan semua pekerjaan, tutup laptop, buku dan hape. Mencari makanan kecil dan minum teh hangat untuk mengendurkan ketegangan. Berjalan - jalan diluar rumah sejenak, melihat - lihat tumbuhan hijau kalau siang hari, setelahnya berusaha tidur beristirahat. Kalau malam hari, kuperdengarkan musik sambil merebahkan badan hingga terjatuh pulas. Biarkan tubuhku merasakan nikmatnya setelah lelahku.
Seperti halnya malam tadi, aku juga terlelap tak bisa terkendali. Di awal - awal pembukaan pelatihan semalam, mata masih terbuka lebar, pikiran masih jelas dan membacapun mudah diterima. Kalimat demi kalimat masih bisa kucerna dengan baik. Akupun masih sanggup membuat judul resumenya. Namun tiba - tiba aku sudah tidak tahu apa - apa. Aku juga tak tahu bagaimana aku tertidur. Semuanya hilang, hingga aku kehilangan waktu menyimak lagi. Tapi harus bagaimana lagi, kantukku tak terkendali.
Kuterbangun tepat pukul 01.00, dan masih berusaha mengumpulkan nyawa, mengembalikan kesadaran sampai rasa kantuk hilang. Setelah bangun, aku mencari makanan kecil lagi dan membuat kopi panas. Kuputar lagu pelan dan kukembali ke meja belajar. Aku ingin memulai membuat resume lagi, melanjutkan yang tertunda. Kalimat demi kalimat di chat kubaca, kuulangi lagi masih untuk mengembalikan kesadaran penuh. Hingga beberapa saat, akhirnya mulai memainkan jariku di atas keypad. Jari - jariku mulai menari menuangkan kalimat untuk resumeku. Meski kadang otakku masih mengendap berpikir, namun setidaknya tugasku tercicil.
Jam tiga kurang, hampir pagi, resumeku selesai. Kuendapkan dulu (seperti pikiranku saat lelah), untuk kubaca lagi sebelum dikirim. Harapan semoga tak banyak kesalahan di sini. Kemudian kukerjakan tugas selanjutnya. Menyelesaikan tantangan menulis hari kesembilan, dan menyelesaikan tugas pelatihan menyusun modul untuk pagi ini. Ahay, kesempatanku di tulisan kali ini, aku mempunyai bahan menulis tentang terlelap saat mulai pelatihan. Terlelapku tak sanggup kuhadapi. Hingga kunikmati tidur ini untuk memulihkan kembali kesegaran badan dan pikiranku. Menyatukan kembali sensor motorikku untuk memerintah tubuh bekerja kembali. Untuk membayar hutang tugas - tugas lain yang tertunda. Terlelapku, tertunda tugas - tugasku, mengembalikan lagi staminaku dan kulanjutkan lagi pekerjaanku.
Ling 2022
Cerita yang bermakna. Ga papa Bun. Kalo capek ya hrs istirahat dulu...biar segar kembali. Kalo dipaksakan malah jadinya ntar sakit...
ReplyDeleteSiap..terima kasih
DeleteWah semangat sekali bu,jaga ksehatan
ReplyDeleteTerima Kasih🙏
DeleteSehat2 bundaa, jaga selalu kesehatannya
ReplyDeleteSiap..terima kasih🙏
DeleteWaaah.. hebat sekali masih bisa berkarya dalam lelah
ReplyDeleteSemangat selalu Bu Linggar. Terima kasih sudah berbagi kisah yang menarik (Guru Dion Indonesia)
ReplyDeleteIstirahat sejenak memulihkan kondisi sangat perlu. Sehat selalu.
ReplyDeleteKeseimbangan, wajib. Hak tubuh jangan diabaikan
ReplyDeleteMantap bun kita pernah di fase yang sama
ReplyDelete